3 Tanda Ginting Bisa Menang Atas Chen Long di Olimpiade

Sejumlah tanda menunjukkan Anthony Sinisuka Ginting bisa menang atas Chen Long di semifinal tunggal putra badminton Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Minggu (1/8).
Anthony Ginting melawan Chen Long setelah  mengalahkan wakil Anders Antonsen dari Denmark yang juga unggulan ketiga di Olimpiade 21-18, 15-21, 21-18, Sabtu (31/7).

Saat ini Ginting menjadi salah satu dari dua wakil Indonesia yang tersisa dari cabang badminton selain ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang akan melakoni laga final pada Senin (2/8).
Pencapaian Ginting ke semifinal Olimpiade Tokyo terbilang mengagumkan karena mematahkan rapor buruk tunggal putra pada multievent empat tahunan ini.

Sejak pencapaian Taufik Hidayat dan Sony Dwikuncoro yang meraih emas serta perunggu di Olimpiade Athena 2004, belum ada lagi tunggal putra Indonesia yang bisa ke empat besar Olimpiade.

Chen Long kali terakhir menang atas Anthony Ginting pada 2019. (REUTERS/HAMAD I MOHAMMED)
Berakhirnya ‘kutukan’ 17 tahun itu jadi angin segar bagi tungga putra Indonesia sekaligus membuka peluang ke final dan kembali meraih medali Olimpiade. Berikut sejumlah tanda yang bisa membawa Ginting ke final Olimpiade Tokyo.

3 Tanda Ginting Bisa Menang Atas Chen Long di Olimpiade:
1. Rekor Pertemuan

Anthony Ginting memiliki catatan pertemuan yang positif saat melawan Chen Long. Dari total 12 pertemuan keduanya sejak 2016, Ginting menang 8 kali dan 4 kali kalah.

Bahkan dalam dua pertemuan terakhir Anthony Ginting selalu menang atas Chen Long. Dua pertemuan terakhir itu terjadi di BWF World Tour Finals 2019, di fase grup dan semifinal. Kali terakhir Ginting kalah dari Chen Long juga terjadi pada 2019 di Prancis Open.

2. Tradisi Semifinal
Tunggal putra Indonesia memiliki tradisi bagus ketika tampil di semifinal Olimpiade sejak medali badminton kali pertama di hitung pada edisi 1992.

Sejak 1992 sebanyak 7 atlet badminton tunggal putra Indonesia melangkah ke semifinal Olimpiade. Dari 7 atlet tersebut, 6 di antaranya sukses meraih medali: 2 emas, 2 perak, dan 2 perunggu.

Dua emas itu dipersembahkan Alan Budikusuma (1992) dan Taufik Hidayat (2004), Ardy Wiranataa (1992) dan Hendrawan (2000) meraih perunggu, sedangkan Hermawan Susanto (1992) dan Sony Dwi Kuncoro (2004) mendapatkan perunggu.

Dua tunggal putra lain yang gagal meraih medali setelah sampai di semifinal adalah Heryanto Arbi pada Olimpiade Atlanta 1996 usai kalah 11-15, 6-15 dqri Poul-Erik Larsen.

3. Performa Apik

Faktor lain yang bisa mendukung Anthony Ginting mengalahkan Chen Long adalah performa pebulutangkis 24 tahun itu di Olimpiade Tokyo.

Penampilan Ginting pada Olimpiade Tokyo cukup apik. Pemain kelahiran Cimahi itu tidak menelan kekalahan gim dari lawan-lawannya dalam tiga pertandingan.

Ginting baru merasakan kekalahan gim ketika menghadapi Anders Antonsen di babak perempat final. Ketika itu Ginting menang 21-18, dan kalah di set kedua 15-21, sebelum kembali menang 21-18.

Dibandingkan dengan Chen Long, rapor Ginting masih lebih bagus. Chen Long dua kali menelan kekalahan set, dari Lee Zii Jia di babak 16 besar dan Chou Tien Chen di perempat final.