Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, tampaknya tidak mau kasus Tragedi Kanjuruhan menguap begitu saja. Ia berharap segalanya yang berhubungan dengan insiden yang menewaskan 134 orang itu bisa diusut tuntas.
Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana menangis saat menyampaikan keterangan kepada wartawan di Sekretariat Arema FC, Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022).
Gilang juga menegaskan bahwa Tragedi Kanjuruhan harus menjadi titik bagi semua pemangku kebijakan (stakeholder) sepak bola Indonesia berintrospeksi diri. Ia tak mau ada kejadian yang sama di kemudian hari.
“Terkait tragedi Kanjuruhan, sikap kami jelas, kami berduka dan kami siap koperatif terkait segala proses yang sedang dilakukan,” tutur Gilang, dikutip dari situs web resmi Arema FC, Minggu (23/10).
“Kami juga menginginkan tragedi ini adalah yang terakhir di sepak bola Indonesia dan menjadi bahan intropeksi seluruh stakeholder sepak bola nasional, baik federasi, klub maupun suporter demi perbaikan pesepakbolaan Indonesia.””Kami berdiri untuk pemain dan suporter, sehingga kami berharap Tragedi Kanjuruhan ini bisa diusut secara tuntas oleh semua pemangku kebijakan. Tidak ada sepak bola yang melebihi nyawa,” lanjut Gilang.
Situasi terkini Stadion Kanjuruhan di pintu 13. Kamis (6/10). Foto: Muthia/kumparan© Disediakan oleh Kumparan
Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober lalu usai Arema FC kalah dari Persebaya dalam lanjutan Liga 1 2022/23. Insiden kerusuhan tersebut hingga saat ini sudah menelan 134 korban jiwa.
Manajemen Arema FC mengaku akan memberikan bantuan bagi korban selamat luka-luka dan keluarga korban meninggal. Selain itu, ‘Singo Edan’ juga berusaha fokus pada percepatan pemulihan kondisi pemain.
“Kami tidak tinggal diam, setelah menyelesaikan bantuan bagi seluruh korban baik yang meninggal, luka berat dan luka ringan, bahkan juga memberikan beasiswa bagi korban yatim piatu. Crisis Center masih kami buka di ‘Kandang Singa’ untuk Aremania yang menbutuhkan bantuan,” ungkap Gilang.
“Selanjutnya kami membantu proses recovery fisik dan mental dari para pemain dan ofisial yang sangat terpukul efek tragedi kanjuruhan. Tidak ada satu pun pemain yang tidak terpukul atas kejadian ini, tetapi kami harus bangkit dan pulih,” tambahnya.