Taktik Usang Man Utd dan Ujian Mudah Man City

 

Manchester City vs Manchester United jadi tajuk besar Liga Inggris pekan ke-28 akhir pekan ini. Tapi Setan Merah bukan ujian berat buat The Citizens yang lagi gila-gilanya.

Derby Manchester tersaji di Stadion Etihad, Minggu (7/3) malam. Big match kali ini terasa jomplang. Apalagi kalau bukan masalah perbedaan performa kedua rival di musim ini.

Duo Manchester ini memang berada di jajaran top klasemen Liga Inggris. Manchester biru di puncak, sedangkan saudaranya di posisi kedua.

 

Tapi perbedaan poin kedua tim sangat mencolok. Anak asuh Pep Guardiola punya 65 poin, sedangkan Red Devils 51 poin. Artinya ada gap 14 angka memisahkan keduanya.

Pep tak lagi sering mengandalkan striker murni di depan. Eks pelatih Barcelona dan Bayern Munchen itu kini mulai sering memakai false nine.Performa apik Man City tak lepas dari perubahan taktik yang diusung Pep. Tak ada lagi main bola-bola pendek dan menguasai penguasaan bola, tapi tak mampu efektif di muka gawang lawan.

Alasannya simpel, pemain-pemain seperti Phil Foden ataupun Ilkay Gundogan yang jadi ‘striker palsu’ itu bisa bebas bergerak dan memancing bek lawan mengikuti pergerakannya yang membuka ruang atau celah di pertahanan musuh.

Sementara dua penyerang sayap dan para gelandangnya akan turut agresif bergerak tanpa bola di lini kedua pertahanan musuh untuk memecah fokus pemain-pemain bertahan lawan.

Pun di lini pertahanan, Pep juga mengubah pendekatan taktiknya. Tak ada lagi cerita lini belakang mereka keropos di seperti musim lalu. Pep sadar kemenangan bisa didapat jika mereka juga tak mudah kebobolan.

Pep pun mulai menekankan keseimbangan antara depan, tengah, dan belakang yang bisa bertransformasi sesuai kebutuhan.

Turun dengan formasi dasar 4-3-3, anak asuhnya kemudian bertransformasi menjadi 3-2-2-3 atau 3-4-3 ketika menyerang.

Manchester City's head coach Pep Guardiola, right gestures to his players during the English Premier League soccer match between Manchester City and Leicester City at the Etihad stadium in Manchester, England, Sunday, Sept. 27, 2020. (Martin Rickett/Pool via AP)Pep Guardiola berhasil melakukan perubahan taktik pada Manchester City. (Martin Rickett/Pool via AP).

Kemudian ketika bertahan, Man City kembali ke formasi dasar 4-3-3. Dimana empat bek mereka akan mendapat bantuan tiga pemain dari lini tengah. Sementara tiga pemain depannya juga aktif turun ke lini kedua untuk menjadi pelindung pertama dari serangan musuh.

Perubahan taktik ini yang membawa efektivitas Man City di musim ini. Sejak kalah dari Tottenham Hotspur pada 21 November tahun lalu, Man City sudah 28 laga tak pernah kalah di semua kompetisi, 21 di antaranya merupakan kemenangan beruntun.

Sementara di Liga Inggris, mereka cuma dua kali bermain seri sejak kalah dari Spurs itu, dan selalu meraih tiga poin dalam 17 laga lainnya (15 di antaranya kemenangan beruntun).

Tentu saja semua itu jadi modal sangat buat Man City menghadapi laga Derby Man United. Jika berkaca dari situ, rasanya Man Utd bukan ujian berat buat Raheem Sterling cs kali ini.